Peluang Investasi di Property

Mengapa orang kaya semakin kaya ?? jawaban pertanyaan ini menjadi penting mengingat faktanya saat ini sebagian orang menengah malah menjadi miskin bukan malah sebaliknya.

Rahasianya adalah terletak pada cara berpikir financialnya (keuangan),

Orang kaya menghabiskan uangnya untuk membangun asset sehingga kekayaannya bukan malah berkurang tapi makin terus bertambah. Sementara kebanyakan orang menengah atau miskin menghabiskan uangnya untuk membangun gaya hidup biar bisa dibilang orang kaya, nyatanya mereka bukanlah menambah pundi-pundi uangnya tetapi malah terjebak dalam gaya hidup yang berlebihan dan menguras kantong uangnya bahkan cenderung berhutang.

Artinya kebanyakan orang kaya membangun asset yang akan menghasilkan uang untuk anda dengan berinvestasi.

Salah satu pilihan investasi yang menjanjikan adalah di property dengan keuntungan lebih dan aman serta senantiasa berlipat.

Ambil kesempatan terbatas di tahun ini dengan berinvestasi melalui property yang kami kembangkan, caranya mudah dengan berbagai pilihan skema :

Plan A

Anda cukup membeli murah dibawah harga yang kami publikasikan (publish rate) dengan tunai keras (hard cash) unit-unit rumah ataupun kavling yang kami kembangkan, keuntungan anda didapat dari selisih harga beli paket investasi anda dengan harga publish rate.

Berbagai kelebihan yang kami tawarkan dalam paket investasi ini :

  1. Keabsahan legalitas ; Perjanjian kerjasama notariil, Sertifikat SHM pecah per kavling dan IMB
  2. Layanan penjualan kembali; kami yang jual, Calon konsumen kami yang cari & urus sampai deal proses KPR di Bank dan pencairan dana KPR, Notaris, Pajak, dll
  3. Harga Jual kembali yang cukup tinggi dan pembayaran cepat jika unit telah terjual.
  4. Jaminan beli kembali (Buy Back Guarantee) oleh kami jika sampai satu tahun tidak laku terjual menjadikan investasi anda tetap aman.
  5. Tanpa marketing fee

Paket ini hanya terbatas untuk 2 unit. Untuk menghemat biaya sertifikat tidak dibalik nama ke investor.

Plan B

Investasi di proyek perumahan kami dengan segmen pasar menengah terjangkau dengan Paket investasi senilai @ Rp. 50.000.000,- . Jangka waktu selama 8 bulan dengan bagi hasil untuk plan ini 30%.

Pembayaran (modal + bagi hasil) diterima pada bulan ke 8

Paket Investasi dituangkan dalam perjanjian notaris. Dan sebagai jaminan pengembang mengeluarkan Giro yang hanya bisa di cairkan pada bulan ke 8,

Paket ini ditawarkan terbatas untuk 4 orang.

Masa berlaku penawaran ini sampai tanggal 26 Desember 2010.

Info lebih lanjut bisa kontak kami di :

021-9881 5678

087 8833 77847

email: herisetiawan.go

Ym : herisetiawan19

Melongok produksi Layangan dari Kampung Babakan – Cimande

Sesaat memasuki kampung yang terletak disebelah timur dari jalan raya sukabumi, kampung ini begitu tenang dan sejuk. Secara sejarah kampung ini terkenal sebagai kampungnya pendekar-pendekar cimande, Disinilah cikal-bakal yang melambungkan nama cimande sebagai pusat terapi patah tulang sebenarnya.

Sisi lain dari kampung ini ternyata menarik sekali, selain sebagai pusat terapi patah tulang yang tetap mempertahankan ciri, tradisi dan amanat asli dari para gurunya agar tidak berharap imbalan sejumlah uang tertentu ketika menolong orang yang terkena musibah yang berkaitan dengan tulang, ternyata kampung ini juga menjadi pusat produksi layangan.

Layangan yang sudah terkenal sebagai mainan tradisional yang mengakar dimasyarakat, saat ini pun bahkan tidak sekedar dimainkan saja oleh orang-orang kampung namun sudah sampai dilombakan dalam festival layang-layang ditingkat lokal ataupun internasional.

Bagi saya menemukan sisi lain dari nama besar cimande sebagai pusat produksi layangan adalah sangat mengejutkan, mainan yang menurut saya sudah hampir dilupakan ini tetap eksis dan terus berproduksi. Tumpukan kerangka layang-layang yang begitu banyak juga membuat decak kagum, “luar biasa, saya masih bisa menemukannya”

Berkeliling lebih jauh, hampir disetiap rumah para warga kampung dari usia anak-anak, remaja dan orang tua sedang menghaluskan batang-batang bambu yang telah dipotong dengan ukuran tertentu dengan begitu telaten dan cekatan. Pisau-pisau tajam itu menggerus setiap batang-batang bambu yang akan dirangkai menjadi rangka layangan dengan ikatan tali-tali benang jahit.

Kebanyakan yang di produksi adalah ukuran 40 centimeter, dikarenakan harga ke-ekonomiannya lebih menjanjikan walaupun kalo dihitung sebenarnya menurut saya masih jauh dari cukup.
Fadil, salah satu warga kampung tersebut menuturkan kepada saya bahwa layangan yang masih berbentuk rangka di hargai Rp. 15 (lima belas rupiah), murah sekali bukan?

Dengan harga yang minim, berapa kira2 pendpatan yang bisa mereka peroleh? Tentu ini tergantung kemampuan produksi yang membuatnya. Setiap hari para warga ini ternyata mampu membuat rangka sebanyak 2000 buah, jumlah yang cukup fantastis untuk ukuran produksi non mesin yang membutuhkan kecermatan, ketelatenan dan kecepatan ditambah resiko terkena tajamnya serpihan serat2 bambu dan pisaunya.
Artinya pendapatan mereka per hari jika sampai rangka saja baru sebesar Rp. 30.000,- (tiga puluh ribu rupiah)

Rangka-rangka itu kemudian diambil atau disetorkan ke pengepul/agen, kemudian ditambahkan pemasangan kertas-kertas singkong dan diberikan motif pewarnaan rangka layangan agar bernilai lebih. Layangan yang sudah jadi dan siap dipasarkan ini dihargai Rp. 200 (dua ratus rupiah) per buah yang biasa dijual dalam satu bal atau satu karung. Ditingkat eceran layangan dijual Rp. 500,- (lima ratus rupiah ) per buah.

Konsistensi untuk terus berkarya patut kita jadikan inspirasi dari para pembuat layangan kampung babakan, walaupun nilai yang mereka dapat begitu kecil dizaman yang serba internet ini tidak menjadikan mereka patah arang dan turun semangat . Spirit menangkap peluang dan senantiasa menjaga kemandirian ekonomi terus meyakinkan mereka bahwa mereka mampu untuk mewarnai khazanah kehidupan ini.

Salam LiFe,
Dari Lembah Kampung Babakan, Cimande

Herri ‘herse’ setiawan

http://www.trendproperty.wordpress.com

http://www.pilih-rumah.blogspot.com

http://www.margotownhouse.wordpress.com

– Sent from my TrendproBerry® smartphone

Cara Pandang terhadap Uang

“Uang….lagi-lagi uang…wouwow…Uang ” Itulah kutipan dari bait lagunya Godbless, salah satu group band rock terkenal indonesia.

Betapa uang dan cara memperolehnya menjadi suatu pembahasan yang menarik buat kita, bahkan ada ungkapan bahwa mata orang langsung berubah ‘hijau’ ketika bicara atau melihatnya.

Cara pandang atau pola pikir seseorang tentu mempengaruhi bagaimana mereka bersikap dan berperilaku. Seiring waktu, muncul dua cara pandang terhadap uang.

Uang adalah segalanya.

Uang menjadi alat ukur kredibilatas atau kasta seseorang, sehingga kebanyakan orang berlomba-lomba untuk mengejarnya bahkan cenderung mengorbankan apa saja bahkan sampai dirinya sendiri. Pandangan ini bukan tanpa efek, Karena sikap dan perilaku ini tidak sedikit orang yang menjadi sangat materialis.
Bahkan orang-orang yang merasa pernah jadi korban perilaku materialis ini pada akhirnya memunculkan pandangan yang kedua.

Uang bukanlah segalanya.

Menurut mereka uang menjadi sumber kejahatan, jadi buat apa capai-capai mencari dan mengumpulkannya. Kelompok ini tidak terobsesi dengan uang, merasa cukup dengan yang mereka miliki. Padahal banyak diantaranya hidup tetap pas-pasan dan bertahan dengan ketiadaan, ironis bukan..?

Bahkan ada yg melibatkan alasan agama dengan kata zuhud yang bermakna mengambil secukupnya karena kondisi orang tersebut memang berlebih atau berkelimpahan uang, padahal sebenarnya kebutuhan dasarnya pun belum tercukupi sehingga menempatkan zuhud tidak pada tempatnya.

Cara pandang ini kemudian juga menjadi jargon yang sering kita dengar “uang bukanlah segalanya” ,
namun jargon ini tanpa disadari adalah racun yg menyebabkan seseorang merasa nyaman dengan keterbatasan sehingga akibatnya yg paling fatal adalah merasa tidak perlu berusaha.
Mereka mengalami demotivasi (baca: tidak punya semangat) untuk merubah keadaan keuangannya.

Kedua pandangan diatas ‘terkesan’ bertolak belakang. Mengapa dikatakan demikian karena pada arah kedua golongan ini terlihat saling bersebrangan, akan tetapi jika dilhat hasil akhir dari masing-masing golongan hasilnya sama, keduanya akan merugi bahkan binasa, kelompok pertama merugi karena segala cara menghasilkan pertikaian dan dendam dan kelompok kedua merugi karena ia tidak akan maju karena tidak berusaha,

Namun kedua pandangan ini dapat mengantarkan kita utk mengambil cara pandang alternatif yang positif dan proporsional tentang uang dan mudah2an menjadi ‘mainstream’ baru. Yaitu…

Uang bukan segalanya, tapi segalanya yang penting berkaitan dengan uang.

Cara pandang ini jauh lebih moderat, karena mendudukan uang secara proporsional. Tidak mendewakannya juga tidak menjauhinya.

Uang bisa menjadi sarana utk senantiasa berbuat kebaikan dan pahala.
Bayangkan ketika hati kita tersentuh melihat pengemis2 kecil berkeliaran di jalan tanpa bisa membantu mereka keluar dari keterpurukannya, hadir dalam suatu lelang yang dananya akan dibelikan utk membeli rumah yang jadi sarana sosial dan pendidikan kaum dhuafa tapi lidah kelu untuk menyebutkan jumlah yg akan didonasikan, pasti sulit bukan ? Pikiran kita akan terbawa kepada sebuah angan kalo saja saya punya uang, andai saja saya bisa langsung berikan cek yang jumlahnya tinggal diisikan sesuai kebutuhan oleh panitia lelangnya, atau membawa serta seluruh anggota keluarga besar untuk pergi umroh/haji bersama.

Disinilah peran penting uang, bagaimana hal-hal yang baik juga membutuhkan uang bahkan sampai pada aspek pribadi-religi atau ibadah sebagai upaya menunaikan kewajiban seorang hamba-Nya pun membutuhkan uang utk membayarnya. Kita posisikan uang hanya dalam genggaman, bukan sebagai tujuan.
Mendapatkan dan melepaskan uang dengan begitu mudah, karena kita punya mesin uang yang bekerja untuk kita. Satu satuan waktu adalah sekian juta satuan rupiah yang kemudian akan berbuah sekian juta satuan amal.

Pola pikir seperti inilah yang akan membantu kita menempatkan uang pada proporsinya. Jika tujuan akhir hidup kita adalah kebahagiaan dunia dan akhirat maka dengan mesin uang yg bekerja maka secara seimbang kita akan memiliki pasif income dunia dan pasif income akhirat. (Li/herse)

Salam LiFe,

Herri ‘herse’ setiawan

http://www.trendproperty.wordpress.com http://www.pilih-rumah.blogspot.com http://www.margotownhouse.wordpress.com

Sent from my TrendproBerry® smartphone